Kenneth DPRD & PAFI SUMSEL DKI : RSUD di Jakarta Harus Tingkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat

Pelayanan kesehatan yang cepat, merata, dan ramah menjadi kebutuhan utama warga Jakarta. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta memang menunjukkan kemajuan, tetapi sejumlah masalah masih dirasakan masyarakat. Menyikapi hal ini, anggota DPRD DKI Jakarta, Kenneth, bersama Perhimpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (PAFI) SUMSEL DKI, menegaskan pentingnya perbaikan layanan RSUD.

Kenneth: RSUD Harus Berpihak pada Rakyat

Dalam sebuah forum publik di Jakarta Selatan, akhir Mei 2025, Kenneth menyampaikan banyak keluhan warga terkait layanan RSUD. Beberapa di antaranya adalah antrean panjang, lambatnya pelayanan, dan minimnya tenaga medis. Selain itu, pendekatan yang kurang ramah dari petugas juga menjadi sorotan.

Menurut Kenneth, banyak warga mengadu sulitnya mendapatkan kamar inap. Proses administrasi juga dinilai rumit dan membingungkan. Ia mengingatkan agar pelayanan kesehatan tidak menambah beban psikologis pasien.

“RSUD seharusnya jadi tempat nyaman untuk sembuh, bukan menambah stres,” tegas Kenneth.

Ia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperhatikan kualitas layanan rumah sakit. Jakarta sebagai ibu kota harus memberi contoh pelayanan kesehatan yang ideal.

Kolaborasi PAFI SUMSEL DKI untuk Pengawasan Pelayanan Publik

PAFI SUMSEL DKI mendampingi Kenneth dalam forum tersebut. Mereka menegaskan komitmennya mengawasi dan memberi masukan hukum terkait layanan publik. Ketua PAFI SUMSEL DKI, Andri Syahputra, mengatakan bahwa organisasi mereka ingin memastikan masyarakat mendapat hak kesehatan yang adil.

PAFI tidak hanya fokus pada pendampingan hukum, tetapi juga mendorong transparansi pelayanan publik. Mereka menilai masih ada potensi pelanggaran hak pasien yang kurang disorot.

Andri menegaskan bahwa advokat juga punya peran sosial. PAFI akan menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah dan instansi kesehatan.

Masalah yang Sering Terjadi di RSUD Jakarta

Beberapa persoalan yang sering muncul di RSUD Jakarta antara lain:

  1. Kekurangan Tenaga Medis dan Perawat
    Banyak RSUD kewalahan saat pasien membludak. Jumlah tenaga medis belum sebanding dengan jumlah pasien.

  2. Fasilitas dan Alat Kesehatan Belum Merata
    Masih banyak rumah sakit dengan ruang rawat dan alat kesehatan yang terbatas.

  3. Sistem Administrasi Belum Efisien
    Proses pendaftaran masih banyak dilakukan manual. Ini menyebabkan antrean panjang dan pelayanan lambat.

  4. Kurangnya Edukasi kepada Pasien
    Banyak pasien tidak tahu prosedur pelayanan atau hak mereka. Hal ini bisa memicu kesalahpahaman.

Rekomendasi Kenneth dan PAFI untuk Perbaikan

Dalam forum tersebut, Kenneth dan PAFI menyampaikan sejumlah usulan. Semua bertujuan agar layanan RSUD lebih baik dan berpihak pada rakyat.

  • Tambah Jumlah dan Kualitas Tenaga Medis
    Pemerintah harus membuka perekrutan tenaga medis. Selain itu, pelatihan rutin juga penting untuk menjaga kualitas.

  • Modernisasi Sistem Pelayanan
    RSUD harus menggunakan sistem digital. Mulai dari pendaftaran online hingga rekam medis berbasis data.

  • Transparansi dan Pengawasan Terbuka
    Masyarakat harus bisa memberi masukan langsung kepada rumah sakit. Mekanisme pengaduan juga perlu diperkuat.

  • SOP Pelayanan yang Jelas dan Mudah Dipahami
    Rumah sakit perlu menyusun standar operasional yang sederhana dan adil. Pasien harus paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

  • Pelayanan yang Lebih Humanis
    Petugas medis harus diberi pelatihan etika dan komunikasi. Empati menjadi kunci penting dalam pelayanan pasien.

Tindak Lanjut dan Harapan ke Depan

Kenneth bersama PAFI SUMSEL DKI sepakat untuk mengawal isu ini secara berkelanjutan. Mereka akan menyusun laporan pengawasan dan menyerahkannya ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Mereka juga berencana mengadakan diskusi lanjutan dengan rumah sakit dan tokoh masyarakat. Harapannya, perbaikan bisa dilakukan dengan pendekatan bersama.

“Kita tidak boleh hanya mengkritik. Harus hadir juga sebagai bagian dari solusi,” ujar Kenneth.

PAFI juga akan membangun jaringan kerja sama dengan LSM, komunitas pasien, dan tokoh daerah. Tujuannya untuk memperkuat suara masyarakat yang sering terabaikan.

Penutup

RSUD di Jakarta telah mengalami banyak perkembangan. Namun, permasalahan dasar seperti antrean panjang, keterbatasan fasilitas, dan kurangnya pendekatan humanis masih perlu diperbaiki.

Seruan Kenneth dan dukungan PAFI SUMSEL DKI menjadi pengingat bahwa hak atas layanan kesehatan tidak boleh dikompromikan. Pemerintah, masyarakat, dan komunitas profesional harus bekerja sama. Pelayanan publik, terutama kesehatan, harus menjadi cermin kepedulian dan keadilan sosial.

Dengan pengawasan berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor, Jakarta bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan merata.

Post Comment