Koalisi Besar PAFI Sumsel: PDIP & Gerindra Semakin Dekat
Palembang — Sebuah pertemuan tak biasa menghangatkan suasana politik dan profesi di Sumatera Selatan. Dalam suasana penuh keakraban, sejumlah tokoh dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Sumatera Selatan duduk satu meja bersama kader-kader senior PDIP dan Gerindra, dua partai besar yang selama ini dikenal memiliki posisi berseberangan di panggung nasional.
Momen ini pun langsung mengundang tanda tanya besar. Apakah ini hanya kebetulan dalam sebuah forum profesi? Ataukah benih-benih koalisi besar memang tengah ditanam di Bumi Sriwijaya?
Satu Meja, Dua Warna, Satu Misi?
Acara tersebut berlangsung di sebuah hotel di kawasan Jakabaring, Palembang, dengan tema seminar yang pada awalnya bersifat teknis: “Penguatan Peran Tenaga Farmasi dalam Sistem Kesehatan Daerah.” Namun, sorotan publik beralih ketika dalam sesi diskusi panel terlihat kehadiran politisi muda PDIP dan Gerindra duduk berdampingan bersama pengurus PAFI Sumsel.
Ketua PAFI Sumsel, drs. H. Rudi Hartanto, Apt., dalam sambutannya mengatakan bahwa dunia farmasi tak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan politik. “Kami membuka pintu bagi siapa saja yang punya niat tulus memperkuat sistem kesehatan di Sumsel. Farmasi itu soal rakyat, bukan soal kubu politik,” ucapnya.
Namun, kehadiran dua partai raksasa nasional dalam suasana santai penuh senyum itu memantik spekulasi. Beberapa peserta bahkan menyebut suasananya seperti pra-koalisi gaya Sumsel.
PDIP & Gerindra Sepakat soal Farmasi?
Mengejutkannya, dalam sesi tanya-jawab, baik kader PDIP maupun Gerindra kompak menyatakan bahwa sektor farmasi adalah tulang punggung pelayanan kesehatan yang kerap terabaikan. Keduanya sepakat bahwa perlu ada percepatan legislasi daerah yang mendukung apoteker dan tenaga farmasi secara struktural — dari honorarium, pendidikan lanjutan, hingga distribusi ke daerah pelosok.
Perwakilan Gerindra menyebut, “Tenaga farmasi itu barisan pertama sekaligus terakhir dalam pelayanan kesehatan. Sudah waktunya mereka tak hanya disebut, tapi dilibatkan dalam setiap perencanaan kebijakan.”
Sementara dari pihak PDIP menambahkan, “Kami melihat ada potensi besar jika farmasi didorong ke arah digitalisasi dan riset. Bayangkan Sumsel punya laboratorium farmasi unggulan, bisa mandiri secara produksi obat.”
Mendengar kesamaan visi ini, moderator dari PAFI hanya tersenyum, sembari berkata, “Kalau begini terus, nanti PAFI bisa jadi jembatan koalisi, lho.”
PAFI Sumsel Jadi Magnet Politik Baru?
Tak bisa dipungkiri, PAFI kini tak hanya dikenal sebagai organisasi profesi biasa. Di banyak provinsi, termasuk Sumsel, mereka menjadi kekuatan moral dan intelektual yang ikut mendorong perubahan di akar rumput. PAFI aktif mengadvokasi regulasi, memberi pelatihan ke apoteker daerah, hingga menggandeng pemerintah daerah untuk program apotek desa.
Dalam keterangan terpisah, seorang analis politik lokal menyebut, “Bukan tak mungkin PAFI bisa menjadi penentu arah koalisi, khususnya di Sumsel. Mereka punya jaringan kuat, suara moral, dan dekat dengan masyarakat. Ini aset politik.”
Bukan Koalisi Politik, Tapi Koalisi Kepedulian
Menanggapi rumor ‘koalisi besar’ antara PAFI, PDIP, dan Gerindra, Ketua PAFI Sumsel menjelaskan dengan tenang, “Kami bukan partai. Tapi kami ingin semua partai punya hati pada kesehatan masyarakat. Kalau PDIP dan Gerindra bisa duduk bareng bicara soal farmasi, itu berarti kita punya harapan.”
Menurutnya, PAFI lebih tertarik membangun koalisi kepedulian ketimbang politik praktis. Namun, ia tidak menutup pintu kolaborasi selama tujuannya adalah kemaslahatan tenaga kesehatan dan masyarakat.
Farmasi dan Masa Depan Sumsel: Siapa Berani Prioritaskan?
Dalam forum itu, PAFI juga menyerahkan dokumen rekomendasi kebijakan kepada perwakilan kedua partai. Isinya cukup tegas:
-
Peningkatan anggaran untuk distribusi obat dan alat kesehatan
-
Perluasan program beasiswa farmasi untuk putra daerah
-
Legalisasi klinik berbasis apotek di desa terpencil
-
Akses insentif untuk apoteker di zona merah kesehatan
Menariknya, baik PDIP maupun Gerindra berjanji akan menyampaikan aspirasi itu ke tingkat pusat dan DPRD. “Kalau ini bisa diangkat jadi prioritas daerah, kita siap kawal,” kata perwakilan PDIP.
Penutup: Politik Bisa Berbeda, Tapi Kepedulian Harus Sama
Koalisi besar tak selalu soal kursi atau pemilu. Di Palembang, yang terjadi adalah sebuah panggung kecil namun bermakna. Saat dua partai besar bisa duduk berdampingan tanpa debat, dan mendengarkan suara farmasi dengan penuh hormat, itu adalah sinyal baru: bahwa politik bisa menyatu dalam kepedulian terhadap rakyat.
PAFI Sumsel menunjukkan bahwa organisasi profesi bisa melampaui sekat — menjadi jembatan gagasan dan solusi. Dan jika dari Sumsel lahir sinyal harmoni baru antara PDIP dan Gerindra, jangan heran bila Indonesia kelak menengok ke sini dan berkata, “Semua bermula dari farmasi.”
Post Comment