UKRAINA MEMOHON DIKIRIM STOK RIBUAN RUDAL YANG SUDAH KADALUARSA
UKRAINA MEMOHON DIKIRIM STOK RIBUAN RUDAL YANG SUDAH KADALUARSA
Ukraina kembali menjadi sorotan global setelah permohonan mendesak kepada negara-negara mitra Barat untuk bantuan stok amunisi, terutama rudal yang masa pakainya telah habis. Situasi ini menyoroti betapa peliknya kondisi di medan perang Eropa Timur, di mana tiap peluru dan rudal menentukan kelangsungan perlawanan mereka terhadap invasi Rusia. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan penting: seberapa jauh sebuah negara harus bertahan dengan sisa amunisi yang mereka miliki, apalagi dengan risiko menggunakan persenjataan yang sudah di luar batas umur efektifnya? Permintaan Ukraina atas rudal kadaluarsa dianggap kontroversial karena menyinggung isu efektivitas dan keamanan baik bagi tentara sendiri maupun warga sipil di sekitar area konflik. (Baca juga: Rusia kuasai tambang lithium terbesar di Ukraina)Latar Belakang Krisis Stok Senjata Ukraina
Sejak konflik bersenjata dengan Rusia memanas, persediaan rudal Ukraina terkuras signifikan. Taktik pengeboman dan penyerangan balik membutuhkan logistik militer tingkat tinggi. Namun, akses persenjataan canggih seperti rudal modern makin terbatas karena produksi lambat dan kendala distribusi. Negara-negara Barat sebelumnya telah memasok beberapa sistem pertahanan udara, namun itu pun belum cukup menutupi kekurangan di lapangan.Pro dan Kontra Pengiriman Rudal Kedaluarsa
- Kelebihan: Memberikan opsi pertahanan tambahan dalam kondisi kritis. Daripada membiarkan stok rudal usang tidak terpakai, pemanfaatan di medan perang, walau dengan risiko, bisa menjadi solusi jangka pendek.
- Kekurangan: Risiko kegagalan fungsi, potensi bahaya bagi penembak sendiri, serta menimbulkan konsekuensi hukum dan etis atas penggunaan senjata yang tidak memenuhi standar kelayakan NATO.
Dalam militer, penggunaan amunisi kadaluarsa harus melalui analisis menyeluruh, termasuk potensi ketidakakuratan rudal serta kemungkinan kecelakaan fatal akibat malfunction. Banyak yang membandingkan risiko ini dengan bermain lotere dalam kondisi peperangan nyata.
Post Comment